benci itu racun yang hancurkan jasad
memakan kepingan hati yang penat aku ikat
bersatu bersama darah menjadi hitam pekat
laksana bangkai busuk pesta si ulat
buat benci yang datang
hati ini bukan dari benih kesabaran
mudah saja untuk kau runtuhkan
tebingnya tidak bersimen
pintunya tidak bermangga
buat benci yang datang
hati ini lelah untuk menahan
mungkin patut aku biarkan saja
mengalah itu lebih senang
biar dendam dan benci
jadi raja dan permaisuri
buat benci yang datang
tidak kah kau kasihan?
pada aku yang tak keruan?
tidak kah kau simpati?
pada aku yang semakin mati?
buat benci yang datang,
aku tak punya kudrat
untuk menghalau
buat benci yang datang,
Tuhan selamatkan aku.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.