kita, siapa-siapa, berada di antara dua
hitam atau putih,
kopi atau teh,
selalu kita gagal mengadili diri sendiri
lantasan situasi mendominasi
mengapa perempuan itu lemah hatinya
lembut pada pertimbangan
enggan kalah tapi selalu saja kalah
enggan memanjangkan cerita
tapi selalu saja penuh sengketa
mungkin seorang diantara sejuta
bukan seperti yang dicerita?
mungkin,
kau aku mereka, siapa-siapa,
mana tahu
ah, contengan murahan dari aku
pemikiran yang masih belum teratur lurus atas landasan
bingkisan dari hati yang belum matang
yang masih belum diadili akal.
kau tahu mungkin?
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.